Siapa sangka tembaga atau cuprum ini memiliki manfaat luar biasa yang jarang orang ketahui. Tembaga, Cu atau Cuprum ini merupakan unsur kimia yang memiliki nomor atom 29. Dalam keseharian, bentuk tembaga yang kita lihat adalah kawat dan kabel listrik tembaga. Tentu saja hal ini yang akan mengarahkan pikiran kita kepada bentuk itu ketika mendengar kata tembaga diucapkan. Dan akhirnya banyak dari kita yang menyangsikan kebergunaan tembaga bagi kesehatan kita. Jadi wajar jika banyak yang menyangsikan pernyataan yang mengatakan bahwa tembaga memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh yang jarang diketahui.
Perlu digaris bawahi bahwa banyak hal menarik yang beredar di masyarakat dan bisa kita angkat dan muat dalam media.fkppai.com ini. Namun dari semua itu hanya yang aman dan terbaik yang kami pilih. Sehingga kami tak segan merevisi tulisan bila terdapat kesalahan atau pertimbangan lain yang dirasa tidak baik bagi masyarakat. Hal ini perlu kami sampaikan karena media.fkppai.com sendiri memiliki visi untuk menjadi media yang kredibel dan dapat dipercaya masyarakat luas.
Hal hal semacam ini memang sangat rentan terjadinya pembiasan sehingga informasi yang seharusnya tidak sampai dengan baik. Oleh karenanya silahkan disimak dengan seksama.
Takaran kebutuhan
Untuk mendapatkan manfaat dari tembaga yang jarang diketahui masyarakat umum ini kita hanya perlu sedikit saja, tidak perlu banyak banyak. Karena jumlah banyak malah akan menyebabkan penyakit. Tapi kekurangan juga melemahkan tubuh dan membuat tubuh mudah sakit.
Dosis kecil ini sebenarnya bisa di dapatkan dari makanan yang mengandung tembaga. Apa saja makanan yang mengandung tembaga secara alamiah, berikut ini daftarnya.
- Produk kedelai seperti tempe, miso, tahu (0.56 mg per 100 gram)
- Alpukat (0.19 mg per 100 gram).
- Buah kering (0.61 mg per 100 gram).
- Kacang-kacangan (0.35 mg per 100 gram).
- Biji-bijian (4,8 mg per 100 gram).
- Jamur shitake (0.9 mg per 100 gram).
- Kale mentah (1,5 mg per 100 gram).
- Kerang (5,71 mg per 100 gram).
- Cokelat
- Keju
- Gandum
- Beras
Kemudian bagaimana dosis tembaga harian berdasarkan usia, dan jenis kelamin. Secara ringkas bisa kita lihat pada tabel berikut ini.
Subjek | Usia | Dosis (mcg) |
Bayi | 0-6 bulan | 200 |
7-11 bulan | 220 | |
1-3 tahun | 340 | |
4-6 tahun | 440 | |
7-9 tahun | 570 | |
Perempuan | 10-12 tahun | 700 |
13-15 tahun | 800 | |
16-18 tahun | 890 | |
19-80 tahun | 900 | |
Laki-laki | 10-12 tahun | 700 |
13-15 tahun | 800 | |
16-18 tahun | 890 | |
19-80 tahun | 900 | |
Ibu hamil | 1.000 | |
Ibu menyusui | 1.300 |
Manfaat tembaga
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tembaga memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh. Diantaranya tembaga ini memiliki efek pembunuh kuman dan bakteri.
Tembaga juga bisa sebagai obat berbagai penyakit seperti penyakit tulang, gangguan syaraf, anemia atau kekurangan darah merah, penyakit kulit, vitamin pertumbuhan janin, bayi dan anak-anak.
Selain memiliki peran sebagai agen penangkal radikal bebas atau antioksidan yang mumpuni. Tembaga ini juga bermanfaat dalam memperlancar produksi sel darah merah, menjaga sistem daya tahan tubuh, penyerap zat besi, memperlancar sistem peredaran oksigen, pembangun metabolisme tubuh, memperkuat tulang serta menyehatkan kulit .
Mengetahui hal tersebut tentunya kita cukup takjub, ternyata tembaga bisa bermanfaat banyak bagi kesehatan tubuh kita.
Cara aman ala timur
Seperti yang tertulis sebelumnya kita hanya butuh sejumlah kecil tembaga saja untuk kebutuhan harian kita. Dan untuk memenuhinya kita bisa mengambil cara alami dari makanan.
Selain itu ada cara lainya yang juga aman, yaitu dengan menggunakan wadah atau bejana yang berbahan tembaga. Selain mudah, cara ini juga terbilang aman karena tembaga tidak akan meleleh dan larut dalam air ini.
Agar lebih jelas, kita langsung saja jelaskan. Pertama tama kita gunakan wadah air dari tembaga ukuran 5 liter untuk menampung persediaan air minum. Kemudian tuangkan air minum ke wadah tersebut untuk kita simpan minimal 16 sampai 18 jam. Lalu setelahnya baru boleh di minum seperti biasa kita minum.
Memang untuk apa harus menyimpanya dengan cara seperti itu ? Ternyata untuk mencari jawabanya kita perlu memahami penelitian oleh VB Preethi Sudha, Sheeba Ganesan, GP Pazhani, T Ramamurthy, GB Nair, dan Padma Venkatasubramanian dalam penelitianya tentang penggunaan bejana tembaga untuk menghilangkan berbagai bakteri yang terlarut didalam air.
Dalam penelitian itu mereka menyiapkan dua bejana berisi air. Yang pertama bejana berbahan tembaga. Dan yang kedua bejana berbahan kaca.
Lalu mereka mencampurkan sejumlah bakeri yaitu V. cholerae, S . flexneri tipe 2a, Salmonella enterica Typhi 500865, dan enterotoksigenik E. coli dari National Institute of Cholera and Enteric Diseases (NICED), Kolkata, India . S . Paratyphi AB/05 diperoleh dari St. Johns Medical College, Bangalore, India dan dikonfirmasi di NICED. Sedangkan Enteropathogenic E. coli E 2347 diperoleh dari Christian Medical College, Vellore, India.
Kemudian setelah 16 jam berlalu, mereka menemukan hal menarik. Yaitu bejana tembaga mampu menghilangkan sejumlah bakteri yang telah terlarut lebih baik daripada bejana kaca.
Tentunya ini menarik karena budaya menggunakan bejana tembaga dulu pernah ada di Indonesia namun sudah lama ditinggalkan. Dan ternyata penelitian ini mampu memberikan hasil yang sangat baik dan membuat kita berfikir ulang atas kebijaksanaan leluhur kita sebelumnya dalam penggunaan bejana tembaga.
Hasil penelitian
Untuk lebih jelasnya tabel berikut menunjukan sebagian hasil dari penelitian mereka.
Sebelum inkubasi | Pot tembaga Setelah inkubasi | Botol kaca Setelah inkubasi | |||
Nama Bakteri | Dosis (CFU/mL) | Jumlah bakteri (CFU/mL) | Enrichment culture | Jumlah bakteri (CFU/mL) | Enrichment culture |
V. cholerae | 506±11 | Tidak tumbuh | Tidak terdeteksi | 516±11 | Terdeteksi |
S. flexneri 2a | 533±28 | Tidak tumbuh | Tidak terdeteksi | 530±26 | Terdeteksi |
Enterotoksigenik E. coli (NICED) | 513±23 | Tidak tumbuh | Tidak terdeteksi | 866±83 | Terdeteksi |
Enteropathogenic E. coli (E 2347) | 506±11 | Tidak tumbuh | Tidak terdeteksi | 600±10 | Terdeteksi |
S. enterica Typhi 500865 | 170±53 | Tidak tumbuh | Tidak terdeteksi | 109±66 | Terdeteksi |
S. paratyphi A | 453±109 | Tidak tumbuh | Tidak terdeteksi | 361±67 | Terdeteksi |
Oh iya, selain penelitian ini mereka juga mengukur kualitas fisiokimia dari kedua larutan ini. Karena kita membahas pengaruh bejana tembaga, maka kita tidak bahas hal tersebut.
Dari penelitian ini saya pribadi setuju dengan apa yang disampaikan. Selain karena ini sudah diteliti, caranya pun terbilang tidak merepotkan. Kita hanya perlu menyimpan air kedalam wadah penyimpanan air berbahan tembaga, lalu menyimpan nya selama minimal 16 jam kemudian bisa kita minum seperti biasa.
Sekian yang bisa kami sampaikan tentang manfaat tembaga yang jarang diketahui semoga kita bisa mengambil manfaat darinya. Sekali lagi teruslah belajar, mencari jawaban dari apa yang tersembunyi. Karena masih banyak hal yang tidak kita tau daripada yang kita tau.