Lari Diatas GunungFoto: Superlive.id

Kenapa tidak boleh lari di Gunung

Bagikan:

Dikalangan Anak Gunung ada semacam mitos tertentu berkaitan larangan lari digunung. Bahwa tidak diperkenankan untuk berlari diatas gunung.

Bagi mereka yang bukan anak gunung mungkin akan merasa ini hanyalah mitos semata. Tapi bagi yang sudah sering turun naik gunung maka mereka sudah sangat sering mendengar hal ini. Dan menjadi semacam kesepakatan bersama bagi mereka.

Kali ini saya akan sedikit mengulasnya dari dua sudut pandang yang saya tahu.

Dari sudut pandang non sains.

Dari sudut pandang ini alasanya lebih ke arah menghargai sesama pendaki lain nya. Karna di atas gunung pun bukan hanya satu orang pendaki saja yang saat itu mendaki, maka selayaknya untuk tidak membuat potensi terjadinya kecelakaan terhadap pendaki lainya.

Kita tentu bisa memaklumi karena kita sama sama tau bahwa aktifitas naik gunung cukup melelahkan, sedangkan di atas gunung tidak mungkin ada fasilitas kesehatan yang memadai. Sehingga bila pendaki yang sedang lari lari itu sengaja atau tidak sengaja menyenggol atau bahkan menabrak pendaki lain nya maka akan ada kemungkinan salah satu atau keduanya mengalami terjatuh dan menghadapi kondisi yang kritis.

Maka dari hal ini untuk menghindari nya tercipta semacam kesepakatan tidak tertulis bahwa kalo lagi di atas gunung tidak boleh lari lari.

Dari sudut pandang sains.

Dari sudut pandang ini saya akan sedikit menceritakan penelitian dari satu team peneliti Italia. Penelitian ini terbit pada tahun 2012 yang mana berarti penelitian nya sendiri selesai sebelum itu.

Para peneliti ini kebanyakan berkebangsaan Italia. Dan diantaranya adalah Grzegorz Bilo dan Miriam Revera dari Departemen Afiliasi Kardiologi, Rumah Sakit San Luca, Istituto Auxologico Italiano, Milan, Italia.

Jadi dalam penelitianya ini mereka membawa subjek penelitian sebanyak 46 laki laki dan 21 perempuan berusia 24 – 61 tahun.

  • Penelitian pertama bertempat di Capanna Regina Margherita (4559 m, Monte Rosa, Pegunungan Alpen).
  • Kedua di Kathmandu (Nepal, 1355 m).
  • Ketiga di Namche Bazaar ( 3400 m ).
  • Dan penelitian ke empat di Gunung Everest Selatan (5400 m).

Penelitian ini mendapatkan data bahwa ketika subjek penelitian berada di wilayah yang tinggi, mereka mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah.

Dalam kondisi normal, kadar oksigen dalam darah kita sekitar 98%. Sedangkan subjek penelitian ini mendapatkan oksigen hanya sekitar 80,2% ± 7,7.

Nilai ini sangat jauh dari kondisi ideal dan memerlukan perhatian serius dari tim medis.

Dari penelitian ini kita bisa menyimpulkan bahwa ketika kondisi normal saja nilai oksigen dalam darah kita sudah rendah, apalagi kalo sambil lari lari. Maka dari itu jangan heran ketika di banyak kasus mereka yang lari lari di atas gunung banyak terjadi kecelakaan. Hal ini karena secara alamiah oksigen yang ada lebih sedikit sehingga kita kekurangan oksigen.

Nah, setelah membaca ini mudah mudahan kita bisa mengambil kesimpulan nya ya. Sehingga kita bisa lebih bijak dalam berprilaku.

Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top